Posted by : DanarDwi Sabtu, 28 Juli 2012


Gizi kedelai lebih mudah dicerna saat sudah diproses menjadi tempe.


VIVAlife - Beberapa hari ini tempe menghilang dari pasaran karena tingginya harga bahan baku. Padahal tempe disebut-sebut memiliki nilai gizi yang sangat tinggi. Beruntung, bagi Anda yang sudah menggemari makanan tradisional ini. Kebutuhan nutrisi tubuh sudah pasti terpenuhi dengan kemasan praktis dalam makanan olahan kedelai ini. Protein, lemak, serat, vitamin, dan karbohidrat.

Tapi bagaimana tempe ini bekerja untuk memberikan manfaat sehat bagi tubuh, mari kita lihat. Makanan olahan ini dibuat dengan cara merebus biji kedelai agar lunak, mengupas kulitnya, lalu merendamnya hingga terjadi fermentasi asam laktat. Proses fermentasi dan pengasaman inilah yang akan meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteri beracun.

Setelah direndam, ada proses pencucian akhir sebelum ditambahkan ragi tempe atau inokulasi. Inokulum bisa berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau jati, spora kapang tempe dalam medium terigu, atau kultur rhizopus oligosporus murni. Baru kemudian tempe ini dikemas dengan daun ataupun plastik.

Peranan kapang untuk menghasilkan enzim ini dapat dikatakan sangat ajaib. Ini membuat zat gizi dalam tempe lebih mudah dicerna, dibanding dalam bentuk kedelai.

Tidak sebatas deretan nutrisi yang terkandung, konsumsi tempe juga berhasil mencegah penyakit serius, seperti jantung dan hipertensi, serta menurunkan kadar kolesterol. Selain itu tempe juga bekerja menghambat penuaan dengan menghambat radikal bebas dan mencegah berbagai penyakit degeneratif.

Sepertinya, tempe memang harus selalu dimasukan dalam daftar menu harian Anda. (eh)

sumber

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Search This Blog

Welcome to My Blog

[CLOSE]

Mengenai Saya

Foto saya
Indramayu, jawa barat, Indonesia
ada obsesi ada jalan elins UGM 12

Popular Post

pengikut

- Copyright © yang muda yang kreatif -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -